Waktu itu gue masih berumur 18-an dan sedang senang-senangnya dengan segala sesuatu hal yang berbau seks, gue sering ngeliat majalah-majalah porno, baca cerita porno juga ngeliat BF. Waktu itu gue udah ingin banget berhubungan seks tapi gue belum juga berani, akhirnya gue cuma seringan onani kalau birahi gue sedang naik dan tak tertahankan.
Di rumah gue ada pembantu baru namanya Asih. Dia seorang cewek yang kawin muda ( 17 tahun ) dan menjadi janda setengah tahun kemudian karena ditinggal pergi suaminya entah kemana, dan dia kemudian menjadi pembantu di rumah gue. Asih orangnya bersih, tinggi sedang dan ya ampun payudara besar sekali deh, gue sering iseng ngintip pas dia sedang mandi.
Waktu itu malem minggu dan gue pulang kemalaman, biasanya kalau pulang larut malam gue masuk lewat pintu belakang yang sengaja tidak gue kunci biar dapat langsung masuk dari sana tanpa ketok-ketok pintu dulu. Pelan-pelan saya berjalan menuju pintu belakang yang langsung terhubung ke gudang, ketika sampai depan pintu gue mendengar suara desahan-desahan, gue mengurungkan niat untuk membuka pintu dan berusaha mencari tahu suara siapa itu. Gue mengintip dari jendela nako yang agak terbuka, gue melihat Asih pembantu gue sedang duduk setengah tiduran di atas meja dengan posisi mengangkang dan rok yang tersingkap dia sedang mengusap-usap vaginanya dengan tangannya sendiri gue tertegun karena baru kali ini gue melihat vagina secara jelas gue dapat melihat dengan jelas karena lampu di ruangan itu dibiarkan menyala.. Kulihat Asih pembantu gue asyik meraba-raba vaginanya sendiri sambil mendesah-desah keenakan, kulihat vaginanya yang berwarna merah kehitam-hitaman sudah basah sekali dan sesekali Asih memasukkan jarinya ke lubangnya sendiri.
Melihat adegan seperti itu berahi gue naik dan kontol gue pun mulai mengeras, terpikir olehku untuk masuk ke gudang dan ikut adegan itu tapi gue tidak berani sehingga gue hanya melihat adegan per adegan dari balik jendela. Desahan-desahan Asih semakin sering seiring dengan makin cepatnya tanggannya mengusap-usap vagina. Tiba-tiba ada suara barang jatuh sehingga gue sangat terkejut begitu juga Asih dia langsung menghentikan kegiatannya dan menutup roknya yang tersingkap. Asih turun dari meja dan berusaha mencari tahu suara apa itu, karena takut ketahuan gue langsung sembunyi di balik tong yang ada di kiri pintu gudang. Tiba-tiba kudengar suara Asih mengertak pelahan kemudian suara kucing keluar dari jendela nako tempat gue tadi mengintip, rupanya suara tadi adalah suara kucing yang menjatuhkan sesuatu dan sekarang kucing itu diusir oleh Asih. Dalam keadaan masih setengah terkejut saya keluar dari persembunyian dan berjalan mendekati pintu, sesampai didepan pintu kepikir olehku apakah Asih akan meneruskan permainannya ? Guepun mengurungkan niat membuka pintu dan mendekati jendela untuk mengintip lagi, untung jendelanya tidak ditutup oleh Asih.
Gue lihat sepi sekali didalam gue pikir Asih menghentikan apa yang dilakukannya, tapi beberapa saat tampak Asih berjalan mendekati meja dengan membawa sesuatu, dia kembali duduk setengah tiduran di atas meja dan mulai menyingkapkan roknya sehingga tampak jembutnya yang hitam mengkilap, dia menyibakkan jembutnya yang sangat lebat itu sehingga tampaklah bibir vaginanya yang merah kehitam-hitaman dan mulailah dia mengusap-usap vaginanya yang mulai tampak agak basah sesekali dia memasukkan jari tengahnya sambil mengerang keenakan. Beberapa saat kemudian tampak dia mengambil benda yang dibawanya tadi, ternyata sebuah mentimun yang berukuran sedang dan Asih berusaha memasukkan mentimun itu kedalam vaginanya. Setelah masuk separo dia mengerakkan mentimun itu keluar masuk vaginanya sambil tangan kirinya meremas-remas payudara kirinya yang besar. Gue tegang sekali melihat adegan itu dan kontol gue juga berontak dalam celana yang sempit, sambil melihat itu semua tanpa sadar tangan kiriku mengusap-usap kontolku sendiri, tampak di dalam Asih masih asyik mengerakkan mentimun itu sesekali dia merapatkan kedua kakinya sehingga mentimun itu terjepit vaginanya dan dia mengaduh keenakan. Karena saking tegangnya akhirnya mani gue keluar seiiring dengan makin cepatnya Asih menggerakkan mentimun itu keluar masuk dan diakhiri dengan didorongnya mentimun itu dalam-dalam, gue juga nggak bisa nahan mani gue yang akhirnya tumpah di dalam celana, dan guepun terduduk lemes di bawah jendela tempat gue ngintip. Tak lama kemudian Asih juga mengakhiri kegiatannya dan kembali masuk ke dalam kamarnya di dekat dapur. Beberapa saat kemudian gue juga masuk dalam keadaan celana yang basah oleh air maniku sendiri.
Beberapa saat kemudian gue beranjak masuk menuju kamar gue, pas lewat depan kamar Asih gue berjalan pelahan-lahan tak gue dengar suara apapun kemungkinan Asih udah tidur. Pas dikamar langsung gue lepasin semua celana gue maka kontol guepun menjuntai keluar, pelan-pelan kuusap-usap kepala kontol gue dengan mempergunakan tangan kanan yang dibasahi dengan body lotion tampak kepala kontol gue pelan-pelan mulai membesar dan mengeras tangan kiri gue memegang batang kemaluan gue erat-erat sehingga kepala kontol gue makin membesar dan berwarna kemerah-merahan. Kepala kontol yang telah membesar itu kuusap-usap terus sehingga ukurannya sampai satu setengah kali batang kontolnya, sesekali gue usap-usap lubangnya sehingga rasanya serrr.. bukan main nikmatnya sambil membayang-bayangkan vagina Asih. Gue berpikir gimana kalo kontol gue yang bagus ini gue masukkan ke vaginanya Asih sambil membayang-bayangkan adegan barusan. Hasratku makin memuncak dan makin lama gue merasakan sesuatu akan terdorong keluar dari kontolku dan kepala kontol itu akhirnya gue genggam erat-erat dan croot……. mani guepun keluar menyemprot dengan diiringi rasa nikmat yang luar biasa dan seluruh tubuh gue tergetar luar biasa. Akhirnya hue tertidur kelemesen habis ngocok dengan tubuh masih telanjang.
Paginya aku terbangun karena pintu telah digedor-gedor babe gue, wah sialan hari sudah beranjak siang cepat-cepat aku berpakaian dan membukakan pintu, tampak babe gue udah dandan rapi, ternyata babe ama mama gue mau pergi kondangan dan gue ditinggalin sendirian dirumah, ya udah gue kembali masuk ke kamar dan tidur-tiduran didalam kamar. Sambil tiduran gue usap-usap kontol gue ketika teringat adegan Asih tadi malam tak lama kemudian kontol gue udah ngaceng ingin rasanya gue nidurin Asih tapi gimana caranya ?
Sedang asyik-asyiknya ngelamun tiba-tiba pintu kamar gue diketok seseorang, ternyata Asih yang menawarkan sarapan untuk gue, langsung saja ada ide terlintas di kepala dan kemudian pintu kubuka dan Asih yang ada di depan pintu langsung gue seret masuk ke dalam kamar, Asih berusaha berontak tapi karena kerasnya gue menyeretnya dia terjatuh di tempat tidur gue langsung saja dia gue tindih dan karena dia mengenakan rok tangan gue langsung masuk ke dalamnya dan meremas-remas vaginanya. Asih merintih kesakitan karena payudaranya juga gue remas dengan tangan kiri. Dalam rintihannya Asih mohon jangan diremas-remas vaginanya "pelan-pelan dong mas, diusap-usap aja ?" begitu katanya kontan tanganku berubah mengusap-usap vaginanya dari balik celana dan otomatis Asih berhenti merintih malah dia berkata "tutup dulu pintunya dong mas nanti kalau ada yang ngeliat gimana ?" dengan kaki kututup pintu kamarku sambil terus mengusap-usap vagina Asih yang membukit dan karena tangan kiriku meraba-raba payudara Asih hanya dari luar pakaian maka akhirnya kulepas kancing-kancing pakaian Asih sehingga tampak payudaranya yang terbungkus BH putih dan menantang, karena terburu-buru aku kesulitan melepas BH-nya kedua tanganku merogoh ke belakang berusaha mencari kancing BH itu tapi tidak juga ketemu akhirnya Asih memberitahu kalau BH yang sedang dipakainya kancingnya ada di depan, akhirnya berhasil juga kulepas BH-nya dan tampak olehku sepasang payudara yang putih montok dan putting yang coklat kehitam-hitaman tanpa basa-basi kukecup putting yang sebelah kanan dan tangan kiriku mempermainkan putting yang sebelah kiri Asihpun terdengar mengaduh keenakan kuhisap-isap terus putingnya sambil sesekali kugigit pelahan dengan bibirku. Kemudian tangan kananku kembali mengusap-usap vaginanya yang kini sudah mulai basah hingga ke celana dalamnya, kemudian kulepas celana warna krem itu sehingga tanganku bebas meraba-raba semua bagian vaginanya. "Berhenti dulu mas, roknya dilepas saja sekalian biar lebih leluasa" kata Asih disela-sela rintihannya. Gue lepas roknya dan gue singkirkan semua pakaiannya sehingga tampak Asih terbaring telanjang di ranjang gue, meskipun dia orang desa tetapi tampak tubuhnya terawat dengan baik hal itu terlihat pada kulitnya yang putih muluh dan halus. Guepun melepas semua pakaian yang gue kenakan dan kembali meraba-raba Asih "mas, Asih boleh pegang kontol mas nggak" pinta Asih tentu saja gue iyakan maka tanpa tanya-tanya lagi Asih langsung mengenggam batang kemaluan gue. Waktu itu vagina Asih udah sangat basah hingga jari-jari gue dapat dengan mudahnya meluncur masuk ke liangnya dan Asihpun menjerit kecil. Saya masukkan jari gue dalam-dalam, dalam hati gue berbisik aduh kok lubangnya nggak begitu dalam hal itu dapat gue rasakan karena saat jariku kumasukkan dalam-dalam terasa olehku dasar vaginanya dan ditengahnya ada tonjolan daging kecil sebesar penghapus di ujung pensil, ketika gue sentuh-sentuh daging itu pinggang asih bergoyang-goyang seakan menghindarinya tapi tetep aja tersentuh soalnya jari gue tetep nggak lepas dari vaginanya, semakin gue tekan-tekan dasar vaginanya asih makin menjerit-jerit keenakan. "mas kontol mas aja yang dimasukin ke lubang biar tambah enak" pinta Asih lagi kemudian gue ambil posisi menindih Asih dengan kontol masih ada dalam genggaman Asih gue menindih tubuh Asih pelan-pelan Asih memasukkan kontol gue ke vaginanya dengan tangan kanan dan ya ampun nikmatnya baru kali ini kontol gue masuk ke dalam vagina, Asihpun mendesah keenakan.
"mas, masukin terus ya" kata Asih dan kudorong pantat gue sehingga kontol gue amblas masuk ke dalam vagina Asih tapi sepertinya vagina asih memeang nggak begitu dalam jadi kontolku tak semuanya bisa masuk. "Digoyang dong mas, biar tambah enak" kata Asih maka pelan-pelan kugoyang pantat gue memutar, gerakan gue masih kaku karena baru kali ini gue berhubungan seks, gue hanya mencontoh gerakan dari BF yang sering gue tonton. Setelah beberapa saat gue bergoyang memutar kemudian kutarik kontol gue dan kugerakkan keluar masuk. "aaaahh......eeenaaaak masss.…. terus dong……" Asih mendesah keenakan. Mungkin karena baru pertama kali tak lama kemudian aku udah ngerasa mau keluar, dan gue berbisik " sih gue udah mau keluar nih "
"Sebentar lagi mas gue juga udah ingin keluar nih"
kugerakkan terus kontolku keluar masuk, tiba-tiba Asih menjerit kecil sambil menarik pantatku sehingga kontolku amblas masuk ke dalam "Asih keluar mas" rintih Asih. Dan kemudian croot.. manikupun juga keluar wah rasanya seperti diawang-awang deh. Sambil merasakan enaknya vagina asih gue juga meremas-remas kedua susunya, saat uitu gue rasakan vagina asih yang berdenyut-denyut sehingga kontol gue seperti diremas-remas hal ini berlangsung beberapa saat sampai asih kemudian mengeluarkan kontol gue dan meremas-remasnya sehingga rasanya sampai ke ubun-ubun. Kemudian Asih menciumi bibirku sambil berkata
"Makasih mas kontol mas enak sekali gede lagi"
"Enakan mana sama mentimun tadi malam ? goda gue
"ah.. mas kok tahu ngintip ya ? jelas enak punyanya mas, kan kontol mas bisa bergerak-gerak anget lagi kalau mentimun sudah harus digerakkan, dingin lagi"
" makanya kalau besok ingin, ngajak mas aja ya jangan pakai mentimun lagi"
"ah mas "
Setelah itu gue sering bersenggama dengan Asih, kami melakukannya tengah malam dikamar Asih atau di kamar gue, sesekali kita melakukannya di gudang atau di kamar mandi. Dan kita berdua menggunakan kode mentimun kalau ingin melakukannya, misalnya "Sih kamu ingin mentimun nggak ? gitu kalau gue mengajaknya atau "Mas nanti malam minta mentimun ya" kalau Asih yang mengajak.
________________________________________
Majikanku Sex Maniac
by Suryati
Namaku adalah Suryati, panggil saja aku Yati, dan aku berumur 18 tahun. Tiga tahun yang lalu, tepatnya tanggal 12 Mei, aku diterbangkan ke salah satu negara di Timur Tengah untuk menjadi PRT.
Singkat cerita, aku berhasil mendapatkan satu keluarga, Suami istri dengan seorang anak kecil berumur 2 bulan. Aku sebut saja keluarga itu keluarga Saddam. Selain aku , adapula seorang baby sitter yang mengurusi anak keluarga Saddam, perempuan Indonesia yang bernama Maya, yang telah lebih dulu bekerja di keluarga itu. Dan aku bekerja disitu untuk menggantikan PRT yang dipecat karena kedapatan suka mencuri barang/uang keluarga itu.
Aku betah tinggal di keluarga itu. Kedua pasangan itu baik sikapnya kepadaku, gajiku selalu dibayar dan makananku tidak dibatasi, serta waktu istirahatku yang cukup. Nyonya Saddam bukanlah wanita yang cerewet dan selalu menuntut. Soal bahasa, aku sedikit-sedikit diajari tentang bahasa mereka oleh Maya. Aku dan Maya mendapatkan kamar yang terpisah.
Mr. Saddam, begitu sebutanku untuk tuan Saddam, adalah pria yang tampan , dengan hidungnya yang mancung ,rambut klimis, kumis dan jenggot yang menyatu ( ini yang menurutku membuatnya tampak macho! ), serta tubuh yang gagah ( walaupun perutnya sedikit buncit ). Seperti pria-pria timur tengah pada umumnya yang tinggi-tinggi, putih dan berbulu banyak. Aku terus terang kagum terhadap Mr. Saddam dan menghormatinya. Setiap kali ia berbicara padaku, aku tak berani melihat langsung ke matanya, aku tak tahu, rasanya hatiku langsung berdebar apabila melihat tatapan matanya yang lembut namun menusuk itu.
Mr. Saddam mempunyai perusahaan ekspor impor, dan tampaknya ia adalah pengusaha yang sukses, hal ini tampak dari HP yang selalu ia bawa-bawa, apartemen dan mobil mewah yang ia miliki. Ia sangat rajin bekerja, hingga sering pulang larut malam. Mrs. Saddam kadang kala menunggu suaminya pulang, tetapi kalau pulang terlalu malam, Mrs. akan langsung pergi tidur . Aku sering ngobrol bersama Mrs. saat ia menunggu suaminya sambil menonton TV. Aku lebih sering menjadi pendengar yang baik, karena dengan bahasaku yang masih belepotan, susah bagiku untuk bisa bercerita panjang lebar.
Kira-kira 10 bulan aku telah bekerja di keluarga Mr. Saddam, kudengar Mr. dan Mrs. Saddam sering saling recok satu dengan lainnya.Kudengar-dengar sih, kayaknya Mrs. Saddam merasa kesal dan hilang kesabaran menunggu suaminya yang selalu pulang larut malam. Mrs. Saddam sering menuduh-nuduh Mr. Saddam ada main dengan wanita lain, sehingga pulang larut malam. Mr. Saddam sepertinya tidak menerima tuduhan-tuduhan tersebut, sehingga cekcok tidak bisa dihindari. Walaupun demikian, kebiasaan Mr. Saddam yang sering pulang larut malam tidak berubah juga, sehingga akhirnya Mrs. Saddam pindah ke rumah orang tuanya. Kepindahan Mrs. Saddam tentu saja turut membawa anaknya yang sekarang telah berumur 1 thn serta Maya, baby sitternya. Sekarang tinggal aku sendirian yang menunggui rumah.
Hari pertama kepindahan Mrs. Saddam, pada pagi harinya, aku layani Mr. Saddam untuk sarapan. Entah bagaimana, perasaanku mengatakan Mr. Saddam selalu memperhatikan gerak-gerikku ketika aku menyediakan makan pagi untuknya. Aku hanya menunduk-nundukkan kepalaku, tak berani melihat ke arah wajahnya. Selesai sarapan, biasanya Mr. Saddam akan mengganti piyamanya dengan pakaian kerja. Saat itu, aku mulai membereskan meja makan, tetapi secara tak sengaja, pandanganku tertuju ke arah kamar Mr. Saddam yang pintunya terbuka, dan tampak dari belakang, Mr. Saddam melepas piyamanya. Wusp.. aku tertegun. Tampak tubuh yang tinggi dan gagah itu kini hanya mengenakan celana dalam, dengan bulu-bulu di paha belakangnya yang tumbuh subur, seksi sekali.. pikirku. Tiba-tiba tanganku yang sedang memegang piring, sendok dan gelas, bergetar melihat pemandangan seperti itu. Tau-tau, sendok di atas piring jatuh... clingg!! Oups.. buru-buru aku bergegas ke dapur. Setelah itu,tak beberapa lama Mr. Saddam telah selesai berpakaian dan pergi kerja. Aku berpikir-pikir, pintu yang terbuka tadi.. disengaja atau enggak ya..??
Malam itu, jam baru menunjukkan angka 8, namun mataku sudah berat... Dengan memakai daster tipis warna merah muda, aku pun tertidur..
Jam 2 tengah malam, tiba-tiba aku terbangun.. Tenggorokanku terasa kering.. akupun bergegas bangun dan mengambil air minum di dapur, yang terletak pas disebelah kamarku. Kebetulan dapur tepat berhadapan dengan ruang keluarga. Dari dapur kulihat TV menyala, dengan mata yang masih mengantuk, aku coba untuk memperjelas pandanganku. Ternyata ada orang yang sedang menonton TV di ruang keluarga. Oohh.. rupanya Mr. Saddam.. Aku pun mengambil gelas dan menuangkan air. Belum gelas itu mendarat di bibirku, tiba-tiba kudengar suara Mr. Saddam memanggilku. "Yati kemarilah.." panggilnya dari arah sofa.( dialog-dialog yang diucapkan oleh Mr. Saddam sebenarnya dalam bahasa asing, tapi untuk mempermudah, aku artikan saja kedalam bahasa Indonesia ).
Aku sedikit terkejut, kemudian ku langkahkan kakiku menuju ruang keluarga. Sambil berjalan lambat, kuperhatikan adegan di layar TV. Haaah!! Aku terkejut setengah mati, dan hatiku berdebar-debar dengan kerasnya. Dug..dug...dug...dug..! Gambar di TV adalah gambar Mr. dan Mrs. Saddam yang sedang bersenggama !! Beberapa saat kuhentikan langkahku dan terus menatap adegan TV.Dengan mata tak berkedip dan mulut melongo,tampak olehku Mr. Saddam sedang menusuk-nusukkan barangnya di pepek Mrs. Saddam. Kedua insan yang bertelanjang bulat itu tengah dirasuk nafsu, saling mengeluarkan suara mendesah-desah kenikmatan. Aku belum pernah melihat adegan senggama seperti ini seumur hidupku. "Yatii..." suara itu memanggil lagi. Aku terkejut, dan segera kudekati Mr. Saddam dengan muka menunduk. "Aaaa.. ada apa tuaaaan.." kataku dengan suara yang kupaksakan keluar. "Sini, duduk disampingku.." katanya. Aku pun duduk disampingnya,dengan mengenakan Daster merah muda yang panjangnya sedengkul , tiba-tiba dielusnya bagian pahaku, kemudian ujung daster yang berada tepat dilututku, disikapnya, dan kali ini ia mengelus-elus langsung pada kulit pahaku. Jantungku makin berdetak 'gak karuan. Tangan kemudian menuntun daguku untuk melihat ke depan, ke arah TV. Dan adegan itu masih berlangsung, tapi kali tampak Mrs. Saddam menjilat-jilat kontol suaminya dengan buas.Tak kukira, Mrs. Saddam yang sehari-hari kalem itu, bisa buas menghadapi kontol suaminya. Oooohhhh, aku nggak tahan melihatnya. Terus terang aku merasa jijik, tetapi melihat caranya menjilat-jilat dan menghisap-hisap ujung kontol Mr. Saddam, membuat nafsu birahiku timbul, nafsu yang selama ini belum pernah aku rasakan ! Oooohhh, kelihatan Mrs. Saddam sangat menikmati kontol yang telah berwarna merah itu, dan kemudian ia mengocoknya, sementara terdengar suara Mr. Saddam yang mendesah-desah.. seperti merasakan suatu kenikmatan yang tiada taranya... Kocokan Mrs. Saddam terasa makin cepat...sementara suara desahan Mr. Saddam juga semakin cepat dan.. aaaaaaaaahhhhhhggg.....aaaaaaaahhhhhgggg.. aaaaaaaahhhggg... lenguhan keras yang tersendat-sendat keluar dari mulut Mr. Saddam, sambil kontolnya mengeluarkan mene'.. menyembur-nyembur seperti gunung menyemburkan laharnya... creet...creett...crett..!!
Sementara mataku masih melotot melihat adegan itu, tiba-tiba kedua tangan Mr. Saddam telah memegang celana dalamku, dan ia mulai menarik celana dalamku. Aku berusahan menolak, tetapi mulutku susah untuk bersuara, sehingga akhirnya terlepas juga celana dalam itu dari tubuhku. Diraihnya tanganku, dan dituntunnya tanganku menuju ke arah kemaluannya. Begitu kurasa tanganku memegang sesuatu di balik piyamanya, aku terkesiap, Wow !.. besar sekali benda ini.!! pekikku dalam hati..
Dan tiba-tiba dibukanya piyama yang ia kenakan, dan tampaklah kontol yang besaaaar bhuanget..lebih besar dari yang terlihat di TV.. tanganku yang kecil tak mampu menggenggamnya secara penuh.. Betul juga kata orang-orang, kataku dalam hati, konon kontol orang timur tengah itu besar-besar.. Tiba-tiba kepalaku dituntunnya menuju kontol itu, dan ia menyuruhku mengisapnya.. Entah aku takut atau terhipnotis, kuturuti perintahnya,dengan tubuhku miring ke kanan, mulai kujilati kepala kontol yang menyerupai helm itu... Lagi-lagi tangan Mr Saddam beraksi, tangan yang panjang merayap ke pantatku, meremas-remas pantatku dengan gemas.. kemudian bergerak ke selangkanganku... Ooooohhhh. baru kali ini pepek ku di jamah oleh tangan lelaki... entah apa yang ia lakukan dengan jari-jarinya di pepekku, tapi aku merasakan kegelian yang nikmat. Uuuuuuhhhh... uuuuhhhh... nikmaaaat sekali... Saat itu nafsu birahiku telah lebih dalam merasuki tubuhku... Mulai kumasukkan kepala kontol yang besar itu ke mulutku yang mungil, dan kuisap-isap, seperti adegan di TV tadi... Mr. Saddam mendesah keenakan.. aaaahhh... aaaaahhh.. aaahhhh.. dan aku menyukai suara desahan itu, dan aku mulai menyukai permainan ini... kumain-mainkan lidahku dan mulai kunaik turunkan kepalaku mengisap kontol Mr. Saddam, yang hanya kepala kontolnya saja yang dapat masuk ke mulutku... MMmmmmmhhhhhh... Mmmmhhhhhh... kunikmati tiap isapan-isapan yang aku buat... sementara kenikmatan permainan jari-jari Mr. Saddam di pepekku membuatku lebih giat menaik turunkan kepalaku dan mulai ku kocok kontol yang besar itu... tak terasa, permainan jari jemarinya semakin nikmat saja... secara spontan, aku goyang pinggulku.. Ooooooohhhhh...nikmat...nikmat sekalii.Tak pernah kurasakan kenikmatan yang aneh seperti ini, kenikmatan yang berbeda... OOooohhh.... Mmmmmmhhhhhh.... Mmmmmmhhhhhh.... kami berdua saling mendesah, menikmati permainan yang dasyat ini.. Sampai akhirnya, adegan seperti di TV tadi terjadi di sini... Aku merasakan kontol Mr. Saddam telah basah oleh air liurku kini makin menegang kuat.. dan suara lenguhan Mr. Saddam pun kini berbeda... lebih panjaang.. Aaaaaaagggggghhh...aaagghhh... Yaaatiii... ak..akuuu.. keluuarr... aaahhhgggg... sejurus kemudian, terasa di mulutku ada cairan yang masuk.. rasanya asin-asin cair... menyemprot-nyemprot langit-langit rongga mulutku. Kulepas mulutku dari kontolnya.. Upss...cairan putih menyemprot keluar dari kontol Mr. Saddam...tanganku masih mengocok-ngocok kontol Mr. Saddam... kontol itu masih memuncat-muncratkan isinya... terlihat muka Mr. Saddam yang memerah dan kelihatannya puassss....
Aku merasa malu, kemudian berdiri dan hendak mengenakan celana dalamku.. Tetapi Mr. Saddam melarangku memakainya, malah ia menyuruhku melepaskan dasterku.. kemudian ia tidur di sofa, dan aku disuruh berjongkok di atas kepalanya...Aku tak mengerti apa yang ia inginkan, tetapi kuturuti saja.. Kini aku telah berjongkok dan pepekku tepat di atas mulutnya.. Belum lagi rasa keherananku terjawab, tiba-tiba kurasakan sesuatu menggelitiki pepekku... Ooooohhhh.. enak... Ternyata lidah Mr. Saddam memainkan pepekku... jilatan dan isapan mulut Mr. Saddam membuatku menggelinjang keenakan... Aaahhhh..aaaaahhhhhh...aaaaahhhhhh.. aku tak kuat menahan kenikmatan ini... aku genggam erat pinggiran sofa... semakin aku merasakan kenikmatan, semakin aku remas kuat pingiran sofa itu...
Selagi aku menikmati permainan itu, aku melihat ke arah TV.. Kali ini aku terkejut setengah mati... Kulihat Maya ! Sedang disetubuhi oleh Mr. Saddam.... Oohh.. Maya... Ternyata engkau juga telah merasakan kenikmatan kontol Mr. Saddam.. aku merasa iri kepadanya... Yang kulihat saat itu adalah Maya berada persis di atas pinggang Mr. Saddam.. Maya melakukan gerakan naik turun sambil memeras-meras teteknya.. Mukanya memerah... Ia terus mendesah-desahh...seperti desahan-desahanku saat ini... Kulihat ia sangat menikmati permainannya.. Ia terus naik turun, sementara pantat Mr. Saddam terguncang-guncang akibat gerakan Maya itu.. Ooohhh... ingin aku melakukan hal yang sama seperti itu... Kulihat ke kontol Mr. Saddam, kontol itu kini telah ngeceng kembali.. Aku lepas BH yang masih aku kenakan... Kumainkan tetekku yang ternyata telah mengeras... Ohhhh..paduan antara kenikmatan permainan mulut Mr. Saddam di pepekku dan permainan tanganku di tetekku, menambah kenikmatan permainan.... Hingga aku gigit-gigit bibir bawahku.. untuk lebih meresapi kenikmatan yang fantastik ini... Kemudian aku ambil inisiatif.. Aku pindahkan posisiku ke atas pinggang Mr. Saddam.. Kubalikkan arah tubuhku menghadap ke muka Mr. Saddam... Mr. Saddam seakan-akan mengerti kemauanku.. Dengan tangannya, ia berdirikan "tugu monasnya" yang sudah menggelembung itu.. Aku mulai jongkok dan ku coba untuk mencocokkan kontolnya ke mulut pepekku.. Ooooohhhh..terasa sakit dan nyeri, ketika kepala kontol itu menyumpal lobang Pepekku... tapi rasa iriku pada Maya dan keinginanku merasakan permainan kontol Mr. Saddam di dalam pepekku, membuatku pantang menyerah.. dengan sebisa mungkin aku menahan sakit, kucoba menekan pepekku untuk melahap kontol Mr. Saddam... sedikit demi sedikit, kontol itu mulai menyeruak masuk ke lobang pepekku yang sempit... sampai akhirnya.. blessh.. masuk semua ! Aku terpekik menahan sakit.. dan kurasakan, pepekku telah menelan bulat-bulat kontol Mr. Saddam.
Walaupun masih terasa sakit dan pedih sekali, aku coba untuk mulai menaik - turunkan tubuhku... Lama kelamaan gerakan itu semakin lancar... mungkin pepekku telah mengeluarkan minyaknya, sehingga gesekan antara dinding pepekku dan kontol raksasa Mr. Saddam menjadi lebih licin... Mmmmhhh..mmmhhh.... mmmmhhhh..mmmmmhhhh... nikmat sekali.... mulai kumainkan tetekku.. keremas-remas dan ku goyang-goyangkan dengan telapak tanganku... Oooohh... kurasakan kenikmatan entotan kontol Mr. Saddam yang maha dasyat..!! OOohhhh... aliran darahku mendesir-desir nikmat.. nafsuku yang semakin meletup-etup sampai ke ubun-ubun... gesekan-gesekan kenikamatan yang kurasakan dari kontol Mr. Saddam di pepekku yang mungil...Mmmhhhhh... Aaaaahhhhh.. Makin lama kenikmatan yang aku rasakan kian memuncak... Aaaahhhhggg.. sampai akhirnya aku tak tahann lagii.. seluruh otot-otot tubuhku mengejang...srettt.srettt.. Aaaaaggghhhh.... ada semprotan cairan di dalam liang pepekku... oohhh.. sangat spektakuler..!!! inikah kenikmatan orang bersenggama...??!! kenikmatan yang melebihi segalanya kenikmatan.. Terus kugoyangkan pantatku....naik turun.. naik turun... sambil kuresapi sisa-sisa kenikmatan yang masih bisa kurasakan... MMmmhhhh... Mr. Saddam pun kelihatannya tak mau kalah... Ditegakkan badannya, dirangkulnya tubuhku, dan dengan kontol yang masih menancap di pepekku, ia dudukkan aku di bibir sofa, kakiku kukangkangkan lebar-lebar dan mulai ia gerakkan pinggulnya... menghujam-hujamkan benda kebesarannya ke dalam lobang kenikmatanku... terus ia memasuk dan keluarkan kontolnya di pepekku... makin lama gerakannya makin buas dan cepat... sambil tangannya memeras-meras tetekku... Aaaahhhgggg... kenikmatan tusukan-tusukan kontol itu terasa lain sekarang... lebih cepat dan lebih ganas.. seperti orang yang memompa ban dengan buru-buru..tubuhku tergoncang-goncang kuat akibat dorongan tubuhnya.. Muka Mr. Saddam yang telah berkeringat kini makin bertambah merah... Matanya kini terpejam-pejam menikmati sedotan-sedotam pepekku yang kini telah semakin basah... tak lama kemudian.. seperti menahan suatu beban yang besar...ia melenguh keras... "Aaaaaaaaaaahhhhhhgggg.... Yaattii.... aaakuuu...." Kulihat badannya semakin menegang... aku tiba-tiba teringat... kalo dia nembak di dalam pepekku, bisa berabe aku... langsung ku dorong tubuhnya.. kulihat kontolnya yang menegang kuat.. langsung ku kocok kontol itu... ku urut-urut.. hingga kali ini muncratannya kuat sekali... air mani yang keluar terlempar jauh sekali.. aku seperti seorang pemadam kebakaran dengan selangnya yang sangat besar yang menyemburkan air... kontol itu terus memuncratkan isinya... aku pun terus mengocok-ngocok.. hingga tinggal berupa tetasan-tetesan kecil cairan putih..dan akhirnya kontol itu sedikit demi sedikit mengendor ketegangannya . Bisa kurasakan.. kenikmatan luar biasa yang dialami oleh Mr. Saddam ketika ia mengalami klimaks... Kini Mr. Saddam menjatuhkan badannya ke lantai dan menyenderkan tubuhnya di sofa... "Kamu hebat sekali Yati.... Aku kagum pada kemaluanmu yang begitu ketat mengimpit kemaluanku... Sekarang.. istirahatlah dulu.." katanya sambil mengatur nafasnya.. Jam sudah menunjukkan hampir setengah empat. Berarti hampir 1 setengah jam permainan itu kami lakukan..
Malam itu tak pernah kulupakan.. sebab pada malam itu, aku kehilangan keperawananku... Saat aku beristirahat sehabis bersenggama, aku tak bisa langsung tertidur, bayangan-bayangan adegan bersenggamaku tadi masih terus memenuhi benakku, aku kemudian tertidur juga hingga jam tujuh aku terbangun, dan tanpa sempat mengganti dasterku,aku segera menyiapkan sarapan.. Kulihat sofa tempat pergumulan kami semalam.. ternyata ada bercak darah kering.. Hmmm.. mungkin darah perawanku..
Ku ambil kain lap untuk membersihkannya. Ketika aku nungging untuk membersihkan sofa, tiba-tiba aku dihimpit dari belakang.. dan kurasakan benda keras menekan pantat ku, belum sempat aku menoleh, daster ku disikap dan celana dalamku dipelorotin ke bawah... Oh, selanjutnya, terjadi lagi persetubuhan seperti yang aku alami semalam. Cuma kali ini Mr. Saddam sudah sangat bernafsu dan tenaganya yang sehabis bangun tidur telah kembali menjadi kuat. Sehingga dengan sangat rakus, aku disetubuhi bertubi-tubi hingga aku bisa orgasme 3 kali, dan ia hanya orgasme 2 kali. Pokoknya, selama Mrs. Saddam belum kembali kerumah, kami selalu bercinta pagi sebelum ia pergi kerja dan malam hari ketika ia pulang. Kadang, aku yang lagi terlelap tidur, terbangun, gara-gara ia mencumbuiku dan mengajakku bersenggama. Sering pula ia merekam adegan percintaan kami dengan kameranya.
Sampai akhirnya Mrs. Saddam dan Maya kembali kerumah, ia mulai menghentikan kegiatan seks nya terhadapku. Dan si Maya kujejali dengan pertanyaan ku yang bertubi-tubi tentang hubungannya dengan Mr. Saddam.
Akhirnya aku ketahui mengapa pembantu sebelumku dipecat. Ternyata pembantu yang terdahulu, tidak mau melayani permainan nafsu birahi Mr. Saddam, sehingga di buat oleh Mr. Saddam seolah-oleh pembantu itu mencuri uang dan benda-benda lainnya, sampai akhirnya ia dipecat. Sedangkan Maya, karena ia sangat membutuhkan pekerjaan tersebut untuk membiayai keluarganya di Indonesia, ia mau saja melayani kebuasan si maniak seks Mr. Saddam. Kasihan si Maya...
Perasaan kagumku terhadap Mr. Saddam luntur sudah, dan tak beberapa lama, aku pun mengundurkan diri dari pekerjaan itu. Hingga akhirnya aku kembali ke kampung halaman.


2 komentar to "Asih"

Posting Komentar