Bar

Bar itu terletak di sudut kota, bagian paling gelap dari Jakarta. Bar itu bisa buka mulai dari pagi hingga pagi lagi, tanpa pernah kelihatan tutup. Hampir seluruh pengunjungnya adalah laki-laki pemabuk, preman, pembuat onar. Wanita, sangat jarang, atau bisa dikatakan tidak pernah datang atau mengenali tempat itu. Mulai dari pukul 12 siang, sejumlah preman sudah mulai minum-minum, membuat pengunjung yang peminum biasa cepat-cepat pergi meninggalkan bar itu. Empat dari mereka bermain bola sodok dan yang lima lainnya sedang berbicara dengan bartender. Sekitar pukul tujuh malam seorang sosok wanita masuk. Ia sama sekali tidak cocok dengan tempat itu.
Reza, wanita itu, sudah dijanjikan akan dijemput oleh pacarnya sekitar pukul tujuh, dan pacarnya mengatakan agar ia berpakaian seksi dan sensual. Bagi Reza sendiri, itu bukan masalah. Ia menghabiskan sepanjang sore berbelanja dan berdandan. Ia kemudian mengenakan gaun malam hitam. Bagian dadanya lumayan rendah membuat belahan dadanya terlihat, tapi tidak terlalu banyak. Buah dada Reza tidak besar, tapi padat dan bulat, dan tetap mengacung walaupun ia tidak mengenakan BH sekalipun. Pantatnya juga terlihat bulat ditutupi oleh gaun malam itu. Reza terlihat tinggi karena di kakinya ia memakai sepatu dengan hak setinggi sepuluh senti. Panjang gaun malam itu hanya sampai sepuluh senti di atas lutut Reza, membuat kaki Reza yang panjang terlihat jelas, halus, putih mulus. Karena ketatnya gaun yang ia pakai, Reza harus berjalan perlahan, masuk ke dalam bar itu. Rambut Reza yang berwarna kecoklatan jatuh tergerai di punggungnya. Secara keseluruhan penampilan Reza membuat bar itu semakin terasa panas.
Pacarnya bilang bahwa ia akan menjemput Reza untuk makan malam, tapi sekarang Reza sendiri tidak yakin apakah memang tempat ini yang dimaksudkan, setelah matanya melihat keadaan di sekelilingnya. Ia sendiri harus bertanya beberapa kali untuk bisa sampai ke tempat ini. Reza yang tidak melihat teman kencannya, memutuskan untuk memesan soft drink dan menunggu sebentar. Reza menghampiri tempat duduk kosong di sebelah meja bola sodok, dan duduk di situ berharap teman kencannya akan segera datang dan membawanya pergi dari situ.
Keempat orang yang sedang bermain bola sodok memandanginya sejenak dan mengenali Reza, mereka berkata bahwa mereka adalah fans berat Reza dan mengajaknya untuk ikut dalam permainan bola sodok mereka. Dengan sopan Reza mengucapkan terima kasih dan menolak tawaran itu, dan mengatakan bahwa ia sedang menunggu temannya.
Masing-masing dari keempat orang itu menatap Reza untuk beberapa saat, dan Reza sendiri merasa merinding ketika matanya menatap mata mereka. Mereka menjilati bibir mereka setiap kali mata Reza beradu pandang dengan mereka. Setelah minum-minum beberapa gelas kemudian, suasana semakin menakutkan bagi Reza. Mereka berdiri di sebelah Reza sambil mengusapi selangkangan mereka menunggu giliran untuk menyodok bola. Mereka mulai melontarkan kata-kata jorok seakan-akan Reza tidak ada di situ.
"Hei non, gimana kalo lo buka kaki lo, jadi kita bener-bener punya lobang beneran buat disodok!" seseorang dari mereka berkata.
"Gimana kalo kita nyanyi sama-sama di ranjang non?" yang lain menimpali.
Reza berusaha mengacuhkan mereka, tapi mereka terus melontarkan kalimat-kalimat jorok itu. Reza memutuskan untuk menunggu teman kencannya di luar sehingga ia tidak harus melihat orang-orang itu. Tapi seseorang segera mendekatinya dan menempatkan tangannya di bahu Reza serta mendorongnya duduk kembali sementara ia sendiri duduk di sebelah Reza.
"Taruhan yuk?! Kalo gue bisa masukin bola di sudut itu, lo kulum punya gue di mulut lo!" katanya keras, sambil kemudian menjilat dan mencium telinga Reza.
Reza hanya bisa memandangi dia dengan mulut terbuka tak percaya. Ia sama sekali tidak percaya mendengar perkataan laki-laki itu. Seumur hidupnya belum pernah ada orang yang berbicara sedemikian vulgar kepadanya, apalagi ketika ia sudah menjadi penyanyi yang terkenal seperti sekarang. Ketika Reza tidak mengatakan apa-apa, orang itu memasukkan tangannya ke dalam gaun Reza, merabai pahanya dan berusaha membuka kaki Reza. Reza meronta dan memandang sekelilingnya dengan tatapan memelas mohon pertolongan. Orang yang lain kemudian berteriak bahwa sekarang giliran laki-laki itu untuk main. Ketika laki-laki itu bangkit, Reza merasa lega, tapi tidak lama. Laki-laki lain menggantikan orang itu dan dua orang lainnya menghadangnya di depan. Laki-laki yang bertaruh tadi menyodok bolanya. Ia kemudian melemparkan tongkatnya ke atas meja, memandang Reza sambil menyeringai, dan perlahan berjalan mendekati Reza.
"Lo utang satu kali sama gue!" katanya singkat.
Bartender segera berlari mendekati pintu dan menguncinya. Dua orang menarik Reza yang meronta dan menjerit, dari atas tempat duduknya. Kedua laki-laki itu berkata kalau Reza bisa berteriak sekuat tenaga, tapi tetap akan melayani mereka apapun yang terjadi! Wajah Reza memutih pucat ketakutan, dan memohon pada mereka untuk melepaskan dirinya. Reza berkata, dirinya tidak membawa banyak uang, tapi mereka bisa mengambil kartu kredit dan semua uang yang ada di dompetnya kalau mereka melepaskan dirinya. Laki-laki yang menang taruhan tadi hanya tertawa dan menurunkan resleting celananya.
"Gue nggak butuh duit lo! Lo bisa simpen duit lo! Tapi yang pasti lo nggak bakalan bisa nyimpen badan lo cuma buat lo sendiri!" katanya.
Reza akan segera diperkosa beramai-ramai. Reza hanya mempunyai dua pilihan. Melawan dan berharap bisa melarikan diri, atau berusaha rileks dan berdoa mereka tidak melukai dirinya. Ketika Reza melihat sepuluh orang mengeliling dirinya, Reza menyadari ia harus menyerahkan dirinya.
Tiba-tiba, Reza dipaksa untuk berlutut. Bartender tadi memegang rambut dan kepala Reza hingga tidak dapat bergerak. Laki-laki yang bertaruh tadi maju mendekati Reza. Ketika ia mengeluarkan penisnya, ia memerintahkan Reza untuk segera mengulumnya dan jika ia berani mengigit penisnya, ia akan merontokkan gigi Reza dan melanjutkan memperkosa mulut Reza. Bartender tadi mendorong kepala Reza ke depan. Laki-laki di depan Reza memajukan penisnya mendekati muka Reza. Ketika penisnya sudah tegang dan keras, ia menjepit hidung Reza untuk membuat Reza membuka mulutnya.
Ketika Reza kehabisan nafas dan membuka mulutnya untuk menghirup udara, ia mendorong penisnya ke dalam mulut Reza. Laki-laki itu berhenti begitu bibir Reza telah melingkar di penisnya dan membiarkan bartender di belakang Reza membantunya. Bartender tadi mulai mendorong dan menarik kepala Reza. Kepala Reza bergerak maju dan mundur tanpa henti, terus menerus. Lipstik Reza yang berwarna merah menempel di batang penis yang ada di mulutnya. Dan ketika kepala penis itu masuk ke tenggorokannya Reza tersedak, tapi bartender tetap mendorong hingga kepala penis itu masuk lebih dalam di tenggorokan Reza. Reza dipegangi hingga tak bergerak dengan penis yang terbenam hingga tenggorokannya, sementara mereka berbicara satu sama lain.
"Lumayan! Anget dan empuk! Tapi gue pikir dia musti banyak berlatih soal beginian," kata laki-laki di depan Reza.
"Mungkin dia belon pernah pake mulutnya? Gimana? Lo udah pernah pake mulut lo Reza sayang?" tanya yang lain.
"Tentu aja dia pernah! Mulutnya nggak dipake buat nyanyi doang tau?! Liat aja tuh bibir, punya lo kayak dijepit sama tuh bibir kan?" kata bartender sambil melihat dari bahu Reza.
Laki-laki pertama tadi lalu mendorong bartender untuk menjauh. Tangannya kemudian menjambak rambur Reza dan mulai menggerakannya dengan kasar membuat penisnya kembali bergerak keluar masuk di mulut Reza. Semua orang dapat mendengar suara dahi Reza yang menumbuk perut orang itu, dan erangan Reza yang terdengar setiap kali penis itu masuk jauh ke tenggorokannya. Ketika laki-laki itu akan mengalami orgasme ia mendorong kepala Reza hingga hidung Reza terbenam di dalam rambut kemaluan orang itu tanpa bisa menarik nafas. Sperma langsung menyembur keluar memenuhi mulut Reza. Dan dari sudut mulut Reza sperma menyemprot keluar, mengalir turun, menggantung di dagu Reza. Kemudian orang itu mulai bergerak lagi tanpa henti. Sperma terus mengalir keluar, jatuh dari leher Reza ke atas gaun hitam yang dikenakan Reza. Ketika akhirnya ia menarik penisnya dari mulut Reza, Reza megap-megap menarik nafas dan terbatuk-batuk memuntahkan sperma yang masih ada di tenggorokannya.
Dua orang kemudian memegangi Reza sementara yang lain mulai melepaskan pakaian mereka. Reza sendiri tak berdaya untuk melarikan diri, setelah baru saja ia mengalami shock karena sperma yang disemburkan masuk ke dalam mulutnya, tapi mereka tetap memeganginya.
Ketika semuanya telah telanjang bulat, ia diangkat dan diletakkan di atas meja bola sodok dan langsung dipegangi oleh empat orang laki-laki, setiap orang memegangi tangan dan kakinya. Kaki Reza terbuka lebar dan tubuhnya terlentang, lampu di atas kepala Reza membuat matanya terpejam karena silau. Bartender mendekat dan naik ke atas meja.
Perlahan ia mengosokan penisnya yang besar ke kaki Reza. Yang lain hanya bisa memandang iri pada penis bartender yang panjangnya hingga 25 senti dan selalu ia yang mendapat kesempatan pertama. Bartender memerintahkan orang di dekat kepala Reza untuk mengangkat kepala Reza hingga Reza bisa melihat ketika penis bartender mulai masuk ke vagina Reza. Orang yang memegangi kaki Reza berusaha membuka kaki Reza lebih lebar, tapi terhalang oleh gaun yang dikenakan Reza. Bartender langsung menarik gaun tersebut robek hingga pinggang Reza.
Orang-orang berseru kagum ketika melihat apa yang dikenakan Reza di bawah gaunnya. Ia mengenakan stocking warna hitam dengan celana dalam sutra berenda yang mirip dengan bikini. Orang yang memegang tangan Reza lalu menarik gaun bagian atas, terlihatlah BH warna hitam yang menutupi separuh dari buah dada Reza. Puting susu Reza tampak mencuat dari balik BH yang tipis dan berenda itu.
"Gila! Lo pake pakaian kayak gini dan lo musti dipaksa buat ngulum punya dia!" kata bartender. "Mungkin lo nggak suka sama kita semua ya? Lo anggep kita nggak pantes lo layanin, gitu? Jadi lo pikir cuma Roy yang berhak nidurin lo? Lo dandan kayak gini biar Roy napsu sama lo kan? Asal lo tau aja Reza, buat sementara waktu Roy atau siapapun juga nggak bisa nidurin lo! Karena mereka semua musti nunggu lo selesai ngelayanin kita semua di sini! Sekarang kita liat seberapa hotnya lo!"
Reza terpana, menyadari nama teman kencannya adalah Roy! Roy yang mengajak dirinya makan malam! Roy yang meminta agar Reza berpakaian seksi! Roy yang memintanya agar menunggu di bar ini Roy telah menjual tubuh Reza untuk para preman ini!
Setelah menarik lepas celana dalam dan BH Reza, bartender menyuruh orang-orang yang memegangi Reza melepaskannya. Reza berusaha meronta dan menendang bartender, tapi ia kalah cepat. Bartender langsung memegang kedua pergelangan tangan Reza yang ramping dengan satu tangan dan menekannya di atas meja dekat kepala Reza, sementara ia menempatkan pinggulnya di antara kedua kaki Reza. Bartender kemudian berusaha membuka kaki Reza dengan kedua lututnya dan mengarahkan penisnya yang sudah keras ke vagina Reza dengan bantuan tangannya yang masih bebas. Dengan satu kali dorongan, bartender dengan keras memasuki vagina Reza. Reza menjerit sekeras-kerasnya, dan makin meronta-ronta, tanpa daya menghentikan bartender memperkosa dirinya. Bartender sendiri menikmati sekali segala jeritan dan rontaan Reza. Ia menyeringai setiap kali Reza menjerit kesakitan.
Ketika bartender sedang memperkosanya, laki-laki lainnya ikut menyakiti Reza dengan mencubit, meremas, meraba, mengisap, mengigit, menjilat dan menciumi seluruh tubuh Reza. Mereka mulai dengan memainkan buah dada Reza dan mengisapi puting susunya, tangan-tangan mereka juga menarik-narik dan menjepit puting susunya. Seseorang menutup mulut Reza dengan tangannya sehingga seluruh jeritan Reza hanya berupa erangan tak jelas. Kaki Reza diangkat tinggi-tinggi dari atas meja sementara tangan-tangan merabainya, menikmati halusnya kaki Reza. Seseorang berusaha membuka belahan pantat Reza dan sesuatu yang basah dimasukkan ke liang anusnya. Dua buah penis menampari wajah Reza, mengenai pipi dan matanya.
Beberapa menit kemudian jeritan Reza hanya tinggal erangan dan rintihan tapi bartender memperkosa Reza tanpa henti, terus bergerak makin cepat. Setelah lama kemudian, bartender menarik penisnya hingga hampir terlepas dari jepitan vagina Reza, ia mengerang dan maju mendorong ke depan sekuat tenaga. Kepala Reza terdongak dan jeritan melengking terdengar, melolong panjang keluar dari mulut Reza yang masih tertutup oleh tangan. Bartender mengejang beberapa saat dan bergerak beberapa kali, dan penisnya menyemburkan sperma ke dalam vagina Reza. Sperma, bercampur dengan darah, mulai mengalir keluar dari vagina Reza. Sperma bartender menyembur tanpa henti, hingga mengalir dan tergenang di atas meja bola sodok. Laki-laki yang lain kemudian melepaskan pegangan mereka pada diri Reza dan bertengkar mengenai giliran siapa selanjutnya.
Reza hanya bisa berbaring tak bergerak ditindih oleh bartender, kaki dan tangannya masih terbuka lebar, ia menangis histeris. Satu-satunya yang telah Reza jaga, mulai dari SMA, universitas, hingga kini, adalah keperawanannya. Reza ingin menyimpan keperawanannya itu untuk malam pertama di hari pernikahannya. Tapi semua telah musnah, usahanya menghindari godaan apalagi dalam dunia showbiz yang tengah ia geluti serangan, tak berarti lagi. Ia telah diperkosa dan keperawanannya telah hilang.
"Gila! Dia masih perawan! Gue taruhan si Roy pasti nggak tau soal ini! Artis kayak lo masih ada yang perawan juga ya Reza, gue pikir lo udah kasihin ke produser lo!" kata bartender.
Ia menatap Reza yang masih terus menangis.
"Udah dong Reza, jangan nangis terus! Perawan lo udah ilang sekarang, nasi udah jadi bubur! Lo mustinya bangga ama diri lo, soalnya punya lo masih sempit banget! Pokoknya paling sempit dari semua yang udah pernah gue pake! Lagipula kita baru aja mulai!" katanya pada Reza.
Bartender kemudian menarik penisnya keluar. Semua orang melihat bagaimana vagina Reza menjepit penis itu ketika penis itu perlahan keluar dari vagina Reza. Seorang laki-laki segera naik ke atas meja setelah bartender turun. Ia tidak terlalu terburu-buru. Sekarang, Reza dapat merasakan bagaimana bibir vaginanya perlahan membuka dan penis itu sedikit demi sedikit masuk ke dalamnya. Kesakitan kembali tercermin di wajah Reza, ketika ia merasa tubunnya seperti dirobek oleh penis yang masuk.
"Lo jangan belagu deh! Kalo lo nggak suka sama punya gue atau punya temen gue tadi, masih ada yang laen! Cepet atau lambat lo pasti temuin yang lo suka!" bentak orang itu.
Perkataan orang itu membuat apa yang telah ia takutkan selama ini menjadi nyata. Reza akan diperkosa bergantian oleh seluruh orang yang ada di bar itu. Dan ia tidak punya pilihan sama sekali. Reza hanya bisa menyerahkan dirinya dan melayani mereka hingga selesai. Sekarang Reza hanya berharap ia bisa keluar dari situ hidup-hidup, dan berharap tidak ada seorangpun yang tahu apa yang telah ia alami.
Reza kemudian berusaha berpikir bagaimana membuat semua siksaan ini semakin cepat berakhir. Ia berusaha mengingat adegan-adegan film-film erotis yang pernah dilihatnya. Ia berusaha mengingat apa yang harus dilakukan untuk mendorong seorang pria cepat mencapai orgasme.
Reza kemudian melingkarkan tangannya ke leher laki-laki yang ada di atas tubuhnya dan menariknya mendekat, lalu menciumi bibir laki-laki itu. Reza lalu melingkarkan kakinya ke tubuh laki-laki itu dan mengosokkan kakinya yang terbungkus stocking ke pinggul dan pantatnya. Walaupun rasa sakit masih terus menyerang vagina Reza, Reza terus saja melingkarkan dan mengunci kakinya ke pantat dan menariknya hingga penis laki-laki itu masuk lebih dalam ke dalam vagina Reza, dibarengi oleh Reza dengan mengangkat pinggulnya. Sebelah tangan Reza mengusapi rambut laki-laki itu sementara yang lainnya merabai pundak dan punggungnya. Ia menciumi dan mengulum lidah laki-laki itu sembari mengeluarkan erangan seakan-akan ia menikmati semuanya. Reza berusaha mengingat semua adegan erotis yang pernah dilihatnya, berusaha membuat laki-laki yang sedang memperkosanya segera mengalami orgasme.
Berhasil! Ia menyemburkan spermanya ke dalam vagina Reza yang sudah terisi oleh sperma bartender. Lalu dengan segera orang lain menggantikan laki-laki itu, kemudian laki-laki lain menyusul, setelah itu temannya juga mulai memperkosa Reza. Reza berusaha membuat mereka orgasme secepat mungkin, tapi akhirnya Reza tidak bisa lagi menahan semua itu. Ia tidak bisa lagi menahan rasa sakit dan ia sudah kehabisan tenaga melayani laki-laki itu. Reza lalu menangis dan memohon pada semuanya agar melepaskan dirinya. Laki-laki yang sedang menindihnya meremas buah dada Reza keras-keras hingga Reza menjerit kesakitan.
"Jangan berisik! Lo belon ngelayanin temen-temen gue! Masih ada lima orang lagi!" bentaknya pada Reza.
Tiba-tiba orang itu menarik penisnya keluar dan merangkak ke dada Reza. Reza sudah sangat ketakutan sekarang hingga ia hanya bisa berbaring dengan mata terpejam erat, menunggu orang selanjutnya yang akan mengambil giliran memperkosanya. Ia sama sekali tidak menyadari orang yang baru saja memperkosanya mengarahkan penisnya ke muka Reza. Dan tepat sebelum orang itu orgasme Reza membuka matanya. Sperma segera menyembur ke seluruh wajah Reza. Seseorang memegangi kepala Reza, hingga seluruh sperma itu keluar menyembur dari penis itu. Ketika orang itu puas ia menarik rambut Reza dan menamparkan penisnya ke wajah Reza.
"Satu-satunya yang boleh lo mohon cuma ini tau? Lo sendiri yang masuk ke sini pake pakaian kayak gini dan lo mohon kita berhenti? Lo bercanda apa? Lo musti ngelayanin kita sampe kita nggak bisa bangun lagi! Ngerti" Orang itu membentak Reza.
Lima orang terakhir kemudian mengambil giliran masing-masing dan memperlakukan Reza sama dengan orang sebelumnya. Ketika hampir orgasme, mereka menarik penisnya keluar, merangkak di atas dada Reza, dan memyemprotkan sperma mereka ke seluruh wajah dan buah dada Reza kemudian menarik rambut Reza untuk membersihkan penis mereka. Dan ketika orang yang terakhir selesai Reza berbaring hampir tak sadarkan diri.
Wajah, buah dada, dan puting susu Reza seluruhnya dilumuri sperma. Sperma itu mengalir turun dari sisi wajahnya, masuk ke telinga dan leher Reza. Reza tidak bisa membuka matanya karena semuanya tertutup oleh sperma. Reza harus bernafas melalui mulutnya karena sperma sudah masuk ke hidungnya. Rambut Reza yang kecoklatan terlihat kusut karena terkena sperma yang mengering di rambutnya. Ketika oang-orang itu beristirahat sejenak, Reza hanya berbaring di atas meja bola sodok, kakinya terbuka lebar dan sperma mengalir keluar dari vaginanya, menunggu orang selanjutnya memperkosa dirinya. Vagina Reza tampak memar, memerah, dan terasa sakit karena baru saja dimasuki sepuluh orang bergantian tanpa henti.
Dua orang menarik tubuh Reza turun dari meja bola sodok itu dan menyeretnya ke kamar mandi. Mereka kemudian membersihkan tubuh Reza dengan kertas tisu yang kasar dari sperma yang menempel. Dan ketika tubuhnya diseret keluar lagi, Reza melihat meja bola sodok tadi telah dipindahkan ke pinggir ruangan. Di tengah ruangan itu sekarang tergelar matras kusam dan delapan laki-laki telanjang bulat berdiri mengelilinginya. Reza didorong ke tengah-tengah lingkaran orang itu, hingga ia terjatuh ke atas matras, tubuhnya tersungkur tak berdaya untuk mengangkat tubuhnya. Reza merasakan tangan-tangan di seluruh tubuhnya mulai menarik, mendorong dan mengangkat tubuhnya. Ketika Reza membuka matanya ia melihat seseorang telah berbaring terlentang di bawah tubuhnya.
Orang itu adalah si bartender, dan penisnya sudah tegak berdiri. Kedua bibir vagina Reza kemudian dibuka oleh dua pasang jari-jari ketika perlahan tubuh Reza diturunkan mengarah ke penis bartender. Dengan sisa-sisa sperma yang ada, penis itu dapat lebih mudah masuk ke dalam vagina Reza. Dan Reza sendiri hanya mengerang, merasakan kembali sakit walaupun tidak lagi menyengat ketika pertama kali ia diperkosa oleh bartender tadi. Seseorang kemudian menarik rambutnya, dan sebuah penis lain mendekati mulutnya. Reza dengan perlahan membuka mulutnya, berharap mereka tidak akan menyakitinya jika ia menuruti kemauan mereka. Penis itu masuk hingga ke tenggorokan Reza dan berhenti tak bergerak. Selanjutnya Reza merasakan sebuah tangan mendorong tubuhnya hingga turun. Kemudian tangan-tangan lain mulai membuka belahan pantatnya. Reza panik dan berusaha merangkak menjauhi tangan-tangan itu. Dengan merangkak Reza membuat penis di mulutnya masuk makin dalam ke tenggorokannya.
"Hei, lo suka juga akhirnya! Kalo gitu ayo mulai aja sayang!" kata orang yang memasukan penisnya ke mulut Reza sambil tersenyum.
Ia mulai menggerakkan pinggulnya secepat dan sekuat tenaga. Tubuh Reza yang terdorong mundur karena gerakan orang itu, disambut dengan sebuah penis lain di liang anusnya. Sekarang rasa sakit yang perlahan mulai hilang dari tubuh Reza, kembali menyengat seluruh tubuhnya. Rasa sakit itu semakin menjadi-jadi, sakit yang tidak pernah dirasakan Reza sebelumnya. Pikiran Reza menjerit-jerit kesakitan, sedangkan mulutnya hanya bisa mengeluarkan suara tidak jelas diredam oleh penis yang keluar masuk. Rasa sakit itu makin menjadi-jadi, ketika ketiga orang itu mulai bergerak berirama. Tubuh Reza seperti terkoyak-koyak ketika penis-penis itu bergantian keluar masuk di dalam vagina dan anusnya. Dua orang kemudian mendekat memegangi tubuh Reza hingga ia tidak terjatuh ke samping. Semua lobang di tubuh Reza, mulut, vagina dan anus dipergunakan oleh mereka untuk memuaskan nafsu mereka secara bersamaan. Kemudian dua orang terakhir tadi menarik tangan Reza, melingkarkan jari-jari Reza di penis mereka dan menyuruhnya untuk mulai mengocok penis-penis mereka, sementara dua orang lainnya berlutut di samping Reza, dan menarik buah dadanya untuk kemudian digosokkan pada penis mereka.
Sekarang Reza sudah dalam keadaan berlutut, tubuhnya bergoyang maju mundur. Tujuh dari sepuluh orang itu terus-menerus menggunakan tubuh Reza untuk membuat mereka puas. Tidak seorang pun peduli dan melihat bahwa Reza sama sekali tidak bisa bergerak. Semuanya tampak sangat bernafsu memperoleh bagian tubuh Reza.
Setelah beberapa menit rasa sakit itu mulai bisa ditekan oleh Reza. Reza terus memejamkan matanya karena ia tidak ingin melihat bagaimana orang-orang itu mempergunakan tubuhnya untuk memuaskan mereka. Ia hanya berharap semua itu segera selesai, karena dirinya hampir tidak bisa lagi menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.
Orang di anus Reza lebih dulu orgasme. Ketika ia selesai dan menarik penisnya keluar, orang lain maju dan dengan mempergunakan sperma orang yang pertama, ia melumasi penisnya dan memasukkannya ke anus Reza. Lalu orang di mulutnya menyemburkan sperma, membuat Reza tersedak tak bisa bernafas, berusaha sekuat tenaga menelan sperma orang itu. Lalu penis itu ditarik dan digantikan oleh penis lain, yang kali ini lebih besar. Reza berusaha membuka mulutnya, tapi orang itu tidak sabar dan langsung mendorong penisnya masuk, dan mulai bergerak. Ia mendorong penisnya dalam-dalam dan tidak menariknya keluar, terus menahannya di dalam tenggorokan Reza. Reza kemudian merasakan getaran dari tubuh bartender di bawahnya dan cairan hangat mengalir ke dalam vaginanya, segera setelah itu orang lain menggantikan posisi bartender tadi.
Orang-orang tadi bergantian memperkosa Reza di seluruh lubang yang ada, ia terus menelan semua sperma yang disemburkan di dalam mulutnya. Dua orang di depan wajahnya mengocok penisnya masing-masing dan mengarahkan penisnya ke wajah Reza. Ketika Reza melihat ke bawah, orang di bawah tubuhnya sedang menatap wajahnya dan kepalanya diganjal oleh kedua tangannya. Tak lama kemudian sperma kembali masuk ke dalam vagina Reza, dua detik kemudian sperma menyembur ke anusnya.
Penis lain kembali masuk ke vagina Reza. Reza kembali memejamkan matanya, ia sekarang hanya bisa mengeluarkan suara erangan, yang semakin tinggi ketika penis lain masuk ke anusnya. Ketika ia membuka matanya lagi, Reza melihat sebuah penis diarahkan ke wajahnya. Kepala penisnya berwarna ungu bulat, dan beberapa detik kemudian sperma menyembur menghantam wajahnya mengalir masuk ke mulutnya. Orang itu kemudian minggir dan sebuah penis lain maju mendekat.
Sepanjang malam Reza terus melayani sepuluh orang itu hingga semuanya mendapat bagian menggunakan mulut, vagina dan anusnya paling sedikit satu kali. Dan ketika orang-orang tersebut puas dan menjauh dari tubuh Reza, tubuh Reza tetap tak bergeming dalam posisi merangkak, Reza lalu mengangkat wajahnya berusaha melihat orang-orang yang mengelilinginya, setelah itu semuanya gelap dan tubuhnya jatuh tersungkur tak sadarkan diri.
TAMAT


0 komentar to "Bar"

Posting Komentar